Disana, di stasiun, kursi itu tak pernah kosong. Meskipun
stasiun sepi dan dinginnya menusuk hingga ketulangnya tidak menjadikannya undur dengan semua .Disana duduk seorang
gadis yang menunggu kekasihnya yang tak kunjung datang selama berbulan-bulan. Tapi
dia tidak peduli. Dia terus menunggu. Sampai akhirnya kekasihnya datang dan
membuat hatinya hancur berkeping-keping, kekasihnya datang dengan wanita lain.
Membuat hatinya tercabik-cabik. Mati dan terbuang dalam kedukaan. Tak ingin
bangkit lagi untuk selamanya. Tapi justru ini yang membuatnya tidak ingin
beranjak pergi. Dia tetap ingin mencintai kekasihnya. Tidak peduli kekasihnya
sangat menghancurkannya. Dia tetap ingin berdiri tegak ketika dia tau
hubungannya ini akan sangat menyakitinya. lalu diapun berlari menghampiri
kekasihnya. Gadis itu memeluk kekasihnya dari belakang. tetap dengan senyum diwajahnya. Kekasihnya terkejut dan seakan ingin melepaskan pelukan gadis ini. Tapi sepertinya lelaki itu tidak sampai hati untuk melepaskan pelukan gadis ini. Perempuan yang turun dari kereta bersama dengan lelaki itu matanya merah dan berkaca-kaca. Dalam detik yang sama gadis itu pun menyadari sesuatu. Lalu gadis itu berkata kepada kekasihnya, "Mari pulang." Kekasihnya pun menggenggam tangannya dan mereka melangkah pergi, meninggalkan perempuan yang turun bersama dengan lelaki itu sendirian.
Ketika hampir tiba di rumah, lelaki itu pun mengatakan jalinan hubungannya dengan perempuan yang bersama dengannya. Gadis itu pun menangis dan rela membagi kekasihnya dengan wanita lain. Dia melakukan itu karena dia tak sanggup berpisah dengan kekasihnya.
0 komentar:
Posting Komentar